Buyback adalah sebuah tindakan pembelian kembali lembaran saham yang dilakukan oleh perusahaan di pasar modal. Perusahaan yang sebelumnya menerbitkan lembar saham, kembali menariknya dengan cara membelinya.
Jika anda seorang pemula dalam memahami saham, mungkin hal ini terdengar aneh. Secara mendasar penjualan lembar saham dimaksudkan untuk menambah investasi perusahaan. Bahkan mungkin ada dari anda yang berpikir seharusnya perusahaan tinggal menambah jumlah lembar saham di pasaran jika ingin harganya stabil.
Namun pembelian kembali saham yang sebelumnya dijual ini pada kenyataannya sering terjadi, utamanya ketika harga saham menurun. Perusahaan akan membeli sahamnya kembali baik itu lewat bursa efek maupun agenda seperti open market.
Mekanisme pembelian kembali saham ini biasanya bergantung pada kebijakan perusahaan dan investor melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Setelah disepakati, maka perusahaan mulai membeli lembaran sahamnya kembali sesuai dengan harga pasar.
Tujuan Buyback
Beberapa dari anda mungkin ada yang bertanya, mengapa hal ini harus dilakukan oleh perusahaan atau emiten yang telah menjual sahamnya?
1. Menyeimbangkan Harga Saham
Pada dasarnya buyback berimplikasi pada berkurangnya lembaran saham yang sudah dijual sebelumnya. Nah, dalam hal ini buyback bisa difungsikan sebagai pengontrol harga saham emiten.
Ketika lembaran saham yang tadinya dijual sudah banyak namun harganya justru berkurang, tentu saja berpotensi merugikan. Bukan hanya saham perusahaan yang akan turun, namun juga pembagian dividen ke investor yang terancam turun. Hal inilah yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengurangi kerugian serta menyeimbangkan kembali harga saham.
2. Menambah Kepercayaan bagi Investor
Ketika sebuah perusahaan melakukan buyback, maka investor akan diuntungkan dari sisi nilai makro saham. Karena nilai saham bisa kembali stabil dan emiten dapat kembali menjual lembaran sahamnya ketika harga sudah naik dari ketika penawaran awal.
Hal ini dapat berimplikasi pada kepercayaan para investor untuk bertransaksi dengan saham yang stabil dan menjanjikan nilainya. Manajemen perusahaan juga akan berjalan dengan lancar dikarenakan buyback juga menyeimbangkan neraca keuntungan yang didapatkan nantinya. Implikasinya investor menjadi lebih percaya pada performa perusahaan yang didasarkan pada kembali naiknya harga saham via buyback ini.
3. Meningkatkan Harga Saham
Karena lembar saham yang ada di pasaran menjadi berkurang di pasaran, maka hal tersebut dapat meningkatkan nilai saham. Jadi buyback dalam hal ini bukan hanya berfungsi sebagai kontrol harga saham, namun juga berfungsi sebagai pengatrol harga saham.
Hal ini dikarenakan ketika saham perusahaan berkurang di pasaran, otomatis mirip barang antik dan langka yang hendak dicari. Dalam beberapa hal, buyback juga dipilih dikarenakan resikonya yang rendah, membuat perusahaan dapat merancang kembali investasi sembari meningkatkan harga saham lewat performa dan cadangan operasional perusahaan.