Cut Loss adalah sebuah kondisi yang berkebalikan dengan profit taking, yaitu ketika investor menjual rugi saham-saham yang dipunyainya. Konsepnya mirip ketika anda menjual rugi barang koleksi kita ketika mengetahui harganya tidak baik.
Menjual rugi perusahaan atau cut loss ini tidak lantas bermakna buruk bagi investor. Keputusan menjual rugi juga bisa mendatangkan beragam manfaat yang salah satunya adalah menghindari kerugian mendalam.
Selain itu cut loss juga dilakukan agar performa perusahaan kembali dengan pemodal baru. Dampaknya adalah menyeimbangkan kembali neraca keuangan dan harga saham emiten.
Namun, mengapa harus menjual rugi? Seorang investor yang menjadi pemegang saham biasanya menjual rugi dikarenakan beberapa faktor, yaitu:
1. Menghindari Kerugian
Alasan ini adalah yang paling mendasar bagi anda misalnya sebagai shareholder untuk melepas sahamnya meski ia tahu bahwa kerugian tidak bisa dihindari. Namun menghindari resiko yang lebih dalam lebih diutamakan dalam hal tersebut.
Ketika harga saham mengalami penurunan harga, maka keputusan cut loss ini patut untuk anda pertimbangkan. Misalnya saja anda membeli saham dengan harga Rp 4.500,- per lembar saham di bulan Juni 2021, akan tetapi di bulan Oktober 2021 harganya mengalami koreksi menjadi Rp 4.000,-.
Hal itulah yang harus anda pertimbangkan agar supaya anda tidak menyesal dikemudian hari dikarenakan harga pasar yang terus berubah. Selain itu jenis saham yang anda pegang juga nantinya mempengaruhi besaran kerugian yang harus anda tanggung.
Anda disarankan untuk menetapkan strategi untuk menghindari kerugian dengan besaran, misalnya target kerugian paling minimal 3% dan maksimal 7%.
2. Harga Selalu Mengalami Koreksi
Koreksi ataupun penurunan harga baik saham per lembar maupun indeks harga saham gabungan (IHSG) juga bisa mempengaruhi kerugian yang akan didapatkan. Dampak paling terasa memang ketika terjadi resesi ekonomi, namun setiap saat anda sebetulnya bisa saja mengambil keputusan cut loss.
Besaran kerugian ini biasanya berbeda-beda sesuai dengan jenis saham yang anda pegang. Saham unggulan sekalipun jika anda kurang memperhatikan bisa saja tiba-tiba menurun. Itulah mengapa anda tidak hanya disarankan untuk menetapkan batas kerugian sesuai dengan jenis sahamnya, melainkan juga memantau harga pasar saham.
3. Menurunnya Performa Perusahaan
Kenyataannya, kinerja perusahaan juga bisa memicu investor untuk melepas lembaran sahamnya agar tidak mengalami kerugian mendalam. Alasan ini meskipun jarang, namun tidak sedikit para investor yang melakukan cut loss. Lebih-lebih jika terdapat kasus serius yang melibatkan pemerintah ataupun usaha terkait.
Namun, alasan ini paling umum terjadi ketika investor sudah tidak kuat lagi menanggung hutang atau obligasi perusahaan. Selain itu beban finansial perusahaan yang bertumpuk dan beban operasional juga dapat mempengaruhi investor untuk cut loss daripada kerugian semakin mendalam.
Biasanya dalam kasus ini para investor lebih memilih untuk menjual sahamnya dengan mencari pemodal baru. Ada juga kasus dimana rekanan pemegang saham mengambil-alih dengan membeli saham yang dipegang shareholder sebelumnya.