Fair Value adalah istilah yang merujuk pada kewajaran sebuah nilai, baik saham maupun mata uang. Istilah lain yang digunakan adalah valuasi nilai yang memiliki arti serupa.
Anda sudah mengetahui sebelumnya bahwa harga saham sangat ditentukan oleh berbagai faktor yang membuat harganya di bursa efek maupun trading menjadi dinamis. Terkadang bisa mencapai puncaknya dan dapat merosot sewaktu-waktu.
Namun dalam kondisi tersebut sebetulnya ketika saham naik dan merosot, dikarenakan saham juga mencari titik equilibrium, dimana saham dapat dibeli dan ditawar secara normal atau wajar. Dalam istilah keseharian bisa disamakan dengan “beli tidak kemahalan, namun juga tidak murah-murah amat”.
Mengapa? Jika kemahalan investor akan cenderung melepas sahamnya karena tahu hal tersebut menguntungkan, namun tidak membelinya karena dianggap tidak wajar. Alasan lainnya adalah belum tentu performa emiten setara dengan nilai saham yang tinggi, sehingga tidaklah wajar membeli saham ketika harganya tinggi.
Membeli saham ketika harganya tengah merosot juga bisa merugikan anda sebagai investor dikarenakan anda mungkin belum benar-benar tahu kondisi idealnya. Nah itulah mengapa menghitung fair value saham menjadi penting. Hal ini juga berlaku untuk nilai mata uang terhadap kurs mata uang asing.
Memperkirakan Fair Value
Pada dasarnya fair value tidak bisa diperkirakan begitu saja, mengingat nilai suatu saham pastilah berbeda satu sama lainnya. Namun masih dimungkinkan saham-saham tertentu untuk memperkirakan terlebih dahulu valuasi nilai saham dengan gambaran umum.
Misalnya saham-saham yang bergerak di bidang manufaktur, biasanya memiliki valuasi nilai saham yang lebih tinggi. Jangan lantas disamakan dengan saham di bidang ritel yang mungkin memiliki nilai serupa.
Ini dikarenakan pergerakan kedua saham memiliki alurnya masing-masing. Jika harga sahamnya dinilai tinggi, bukan berarti saham tersebut kemahalan. Ini dikarenakan jika sebuah saham memang memiliki performa dan pembagian laba yang baik, investor pun tidak segan untuk membeli saham dengan harga yang tinggi.
Jadi yang harus dipahami adalah harga saham yang murah belum tentu bagus, dan jika saham harganya mahal belum tentu kemahalan. Ini yang harus anda camkan ketika hendak berinvestasi mengenai saham.
Menghitung Fair Value
Biasanya untuk menentukan apakah sebuah saham memiliki harga yang normal dan berbanding dengan tingkat distribusi serta labanya, maka digunakan sejumlah rumus rasio. Ada beberapa rumus rasio yang digunakan oleh para investor, salah satu yang paling dikenal yaitu Price to Earning Ratio.
Penghitungan Price to Earning Ratio (PER) digunakan dengan membagi antara harga saham dengan laba perusahaan yang dinamakan Earning per Share (EPS). Rumusnya adalah sebagai berikut:
Harga Saham : Laba Bersih/Jumlah Lembar (EPS)
Misalnya harga saham X memiliki harga Rp 5.500,- dan harga laba saham dalam setahun (EPS) sebesar 500. Maka skor PER nya mencapai 11x dari harga aslinya, yang menandakan bahwa harga sahamnya tinggi.
Namun skor PER yang tinggi bukan berarti memiliki nilai yang terlalu tinggi. Anda harus tetap membandingkannya dengan saham emiten lainnya yang memiliki bidang yang sama untuk menghitungnya.
Tujuannya adalah anda jadi benar-benar mengetahui saham yang anda beli apakah harganya wajar atau tidak. Selain itu anda bisa memperkirakan mana saham yang kenaikannya terlalu tinggi atau merosot dari perhitungan ini.